HARGAILAH BAPAK-IBU DOSENMU

Sepertinya jaman sekarang mahasiswa mulai lupa akan tata krama maupun sopan santun. Yah sepertinya karena perkembangan jaman inilah yang ikut mendukung lunturnya kesopanan ini. Perkembangan teknologi membuat semua terasa cepat, singkat, dan efisien. Namun sopan santun mulai ditinggalkan.

Jaman dulu ketika saya masih kuliah 9 tahun yang lalu sopan santun pada dosen sebenarnya sudah mulai luntur. Ada rasa sedikit aneh mengapa mahasiswa sekarang meninggalkan hal yang sangat pokok tersebut bahkan ada dosen yang tidak peduli dengan tingkah laku mahasiswanya.

Menilik tata tertib mahasiswa kadang masih ada juga mahasiswa yang entah lupa atau malah mengabaikan. Rambut gondrong terurai, memakai sandal, bahkan memakai pakaian yang menurut penulis tidak sopan. Mereka mengikuti kuliah dengan sembunyi-sembunyi dengan duduk dibelakang. Ada juga mahasiswa yang menyebut nama dosen dengan singkatan untuk mengolok-olok entah karena kesal atau mendapat nilai yang tidak memuaskan dari dosen tersebut.


Sedabgkan di jaman sekarang ini tak sedikit dosen yang menunggu mahasiswa untuk berkonsultasi maupun mengurus nilai. Penulis jadi bingung, dunia sudah terbalik-balik. Dulu jaman penulis kuliah, untuk konsultasi dengan dosen saja menunggu di lobby ruangan dosen, mencari informasi, bahkan rela ke rumah dosen jika dosen sedang tidak di kampus. Namun sekarang wow berkat handphone dosen terasa jadi teman untuk mahasiswa.

Pantaskah dosen menjadi teman anda yang sebagai mahasiswa?
Pantasnya pantas namun apakah diperbolehkan tata krama kesopanan itu hilang?

"Pak prayit ke kampus ga pak? sy mo konsul."

"Pak sy cr ke kmpz bapak ga ada, masuk ga pak, sy mau KHSan"

Coba lihat bahasa itu, kira-kira pantas tidak? 

Pada waktu dosen mengajar ada juga mahasiswa yang datang terlambat bahkan tidur di kelas. 
Sebenarnya penulis tidak membela siapa-siapa, penulis hanya mencoba untuk mengingatkan adik-adik mahasiswa. Dosen itu adalah orangtua kita di kampus, perlakukan mereka seperti orangtua kita. Mereka mendidik kita bahkan membagikan ilmu-ilmu rahasia yang mereka miliki untuk kita. Nilai mutlak memang dari dosen, tapi tahukah kalian, ketika kalian mendapat nilai buruk, hati nurani seorang dosen pun sebenarnya tidak tega memberi nilai buruk. Entah mungkin akan diadakan remidi atau mungkin kalian dipanggil intern. Di hati dosen ada perasaan bersalah ketika mengetahui mahasiswanya mendapat nilai dibawah rata-rata. Mereka bahkan berpikir apakah itu kesalahan mereka sebagai dosen dalam mengajar. Apakah beliau gagal memberi pemahaman ilmu pada kalian?. Namun sebagai mahasiswa kalian sering menyalahkan saja, entah kalian pikir dosen itu mahal nilai, killer atau apalah sepemikiran kalian.

Cobalah kita lihat seksama, tak sedikit alumni-alumni yang lupa pada dosennya ketika ia sudah menjadi orang besar, menjadi pejabat, menjadi petinggi, atau mungkin jadi artis. Yang sering dan selalu kita ingat adalah ilmu. Ilmu yang membawa kita mendapatkan pekerjaan, mendapatkan rezeki, masa depan kita.

Hargailah dosen-dosen yang mendidik kita. Anggaplah mereka sebagai orangtua kita di kampus. Jaga kosopanan kita.


SHARE

Penulis

TG News hadir untuk memberikan update informasi terkini, baik informasi dari dalam maupun luar negeri.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment